Friday 24 November 2017

Pengertian Metode Moving Average Adalah


Pengertian Dasar Gleitender Durchschnitt Gleitender Durchschnitt adalah metode sederhana Membrana pergerakan harga dari waktu ke waktu. Moving durchschnittlich di sini berarti kita menggunakan rata-rata harga penutupan (Schlusskurs) dari Paar mata uang dari beberapa Periode. Jika diaplikasikan pada grafik, gleitender Durchschnitt akan terlihat seperti berikut: Layaknya indikator pada umumnya, gleitender Durchschnitt digunakan untuk membantu kita memprediksi harga di masa depan. Dengan melihat bagian landai dari gleitender Durchschnitt, kita bisa memastikan potensi arah pergerakan harga pasar. Seperti yang telah dituliskan di awal, gleitender Durchschnitt adalah metode sederhana untuk membaca pergerakan harga. Ada beberapa Tube gleitenden Durchschnitt Dan masing-masing memunyai Ebene pembacaan pergerakan harga yang berbeda, namun mereka memiliki karakteristik yang sama, yakni dengan memuluskan pergerakan harga. Secara umum, semakin mulus gleitender Durchschnitt maka semakin lamban ia bereaksi terhadap pergerakan harga. Sebaliknya, semakin fluktuatif (choppy), maka semakin cepat bewegenden Durchschnitt bereaksi terhadap pergerakan harga. Untuk Membran gleitenden Durchschnitt Lebih Mulus, Kita Harus Mendapatkan Rata-Rata Penutupan Harga Atas Periode Waktu Yang Lebih Panjang. Sebelum menggunakan indikator ini untuk Handel, pertama-Tama kita Harus memahami dua tipe Durchschnitt, yaitu: Simple Moving Average exponentiellen gleitenden Durchschnitt Selain itu, kita tahu bagaimana menghitung Kedua tipe gleitenden Durchschnitt tersebut, sekaligus mengerti pro dan kontra Dari Masing-Masing. Hal-hal mendasar semacam ini Penting bagi KTA, sebelum kita belajar untuk menguasai metode dan strategi Yang kompleks. Peramalan Sederhana (Single Moving Average vs Einzel exponentielle Glättung) Mungkin sebagian besar diantara kita pernah mendengar tentang Teknik peramalan. Tentunya bukan dukun peramal, melainkan tekni untuk meramalkan prognose suatu daten deret waktu zeitreihen. Peramalan merupakan suatu teknik yang penting bagi perusahaan atau pemerintah dalam mengambil kebijakan. Dalam meramal suatu nilai pada masa yang kan datang bukan berarti hasil yang didapatk ialah sama persis, melainkan merupakan suatu pendekatan abwechselnd yang lumrah dalam ilmu statistik. Pada tulisan ini akan dibahas contoh kasus peramalan menggunakan teknik Beweglicher Durchschnitt Dan Exponentielle Glättung. Kedua teknik ini merupakan tekni prognose yang sangat sederhana karena tidak melibatkan asumsi yang kompleks seperti pada tekni prognose ARIMA, ARCHGARCH, ECM, VECM, VAR, dsb. Meskipun demikian, asumsi Daten stasioner haruslah terpenuhi untuk meramal. Beweglicher Durchschnitt merupakan teknik peramalan berdasarkan rata-rata bergerak dari nilai-nilai masa lalu, misalkan rata-rata bergerak 3 tahunan, 4 bulanan, 5 mingguan, dll. Akan tetapi teknik ini tidak disarankan untuk Daten Zeitreihe yang menunjukkan adanya pengaruh Trend dan musiman. Moving durchschnittlich terbagi menjadi einzigen gleitenden Durchschnitt als doppelten gleitenden Durchschnitt. Exponentielle Glättung . hampir sama dengan gleitenden Durchschnitt yaitu merupakan Teknik prognostiziert Yang Sederhana, tetapi Telah menggunakan Suatu penimbang dengan besaran antara 0 hingga 1. Jika nilai w mendekati nilai 1 maka hasil Prognose cenderung mendekati nilai obseervasi, sedangkan jika nilai w mendekati nilai 0, maka hasil Prognose mengarah Ke nilai ramalan sebelumnya. Exponentielle Glättung terboi menjadi einzigen exponentiellen Glättung als doppelte exponentielle Glättung. Kali ini, akan dibahas perbandingan metode einzeln gleitenden Durchschnitt dengan einzigen exponentiellen Glättung. Pemimpin Safira Strand Resto ingin mengetahui omzet restoran Pada Januari 2013 Ia meminta sang manajer untuk mengestimasi nilai tersebut dengan Daten omzet bulanan Dari bulan Juni 2011 sampai Desember 2012 Berbekal pengetahuan di bidang statistik, sang manajer melakukan forcast dengan metode Einzel Durchschnitt 3 bulanan dan bewegen Einzelne exponentielle Glättung (w0,4). Einzel Moving Average Pada Tabel di atas Prognose ramalan bulan September 2011 yaitu 128.667 juta Rupiah diperoleh Dari penjumlahan omzet bulan Juni, Juli, Agustus 2011 dibagi dengan angka gleitenden Durchschnitt (m3). Angka vorausschau pada bulan Oktober 2011 yaitu 127 juta rupiah diperoleh dari penjumlah omzet bulan Juli, Agustus, September 2011 dibagi dengan angka gleitender durchschnitt tiga bulanan (m3). Perhitungan serupa dilakukan hingga ditemukan hasil vorausschau bulan Januar 2013 sebesar 150,667 juta rupiah. Dapat diinterpretasikan bahwa omzet bulan Januari 2013 diperkirakan senilai 150, 667 juta Rupiah atau mengalami penurunan sebesar 1333 juta Rupiah dibanding dengan omzet Desember 2012 sebesar 152 juta Rupiah. Perhatikan baris pada bulan Juni-Agustus 2011 kolom Vorhersage hingga Fehler tidak memiliki nilai, karena peramalan pada bulan-bulan tersebut tidak tersedia Daten gleitenden Durchschnitt 3 bulanischen, bulan sebelumnya. Selanjutnya untuk Melihat kebaikan hasil ramalan digunaka RMSE (root mean square error) Untuk RMSE perhitungan, Mula-Mula dicari nilai Fehler atau Selisih antara nilai aktual dan ramalan (omzet Prognose), kemudian kuadrat nilai-nilai tersebut untuk Masing-Masing Daten bulanan. Lalu, jumlahkan seluruh nilai Fehler yang telah dikuadratkan. Terakhir hitung nilai RMSE dengan rumus di atas atau Lebih gambangnya, bagi nilai penjumlahan Fehler Yang Telah dikuadratkan dengan banyaknya observasi dan hasilnya lalu di akarkan. Pada tabel di atas, banyaknya observasi yaitu 16 (mulai dari September 2011-Desember 2012). Einzelne Exponentialglättung. Selanjutnya kita akan melakukan peramalan dengan metode Einzelne Exponentialglättung. Metode ini menggunak nilai penimbang yang dapat diperoleh dari operationen statistik tertentu (bisa proporsi tertentu), namun dapat juga ditentukan oleh peneliti. Kali ini Akan digunakan nilai w 4. Prognose W0,4 YCAP (t1) (juta rp). Nilai ramalan Pada bulan Juni 2011 yaitu 137.368 juta Rupiah diperoleh Dari rata rata omzet Dari bulan Juni 2011 hingga bulan Desember 2012 Nilai ramalan Pada bulan Juli 2011 yaitu 134.821 juta Rupiah diperoleh Dari perhitungan dengan rumus di atas, dengan kata gelegen nilai ramalan bulan Juli 2011 diperoleh Dari hasil kali w0,4 dan nilai aktual omzet bulan Juli 2011 dijumlahkan dengan hasil kali (1-0,4) serta Nila ramalan Bulan Juni 2011 von sebesar als Favorit markiert 134,821 juta rupiah. Lakukan perhitungan tersebut hingga mendapatkan angka ramalan untuk bulan Januari 2013 Hasil ramalan omzet untuk bulan Januari 2013 yaitu 149.224 juta Rupiah atau turun sebesar 2776 juta Rupiah. Kemudian hitung nilai RMSE dengan rumus seperti pada perhitungan RMSE gleitenden Durchschnitt. Hanya saja jumlah observasi berbeda. Pada Tabel di atas Anzahl der Beiträge obervasi (m) yaitu 19 Lebih banyak dibanding dengan metode einfachen gleitenden Durchschnitt 3 bulanan (16) karena Pada metode eksponensial perhitungan ramalan dapat dimulai Dari Daten Pada periode awal. RMSE metode einzelne exponentielle Glättung sebesar 1,073. Selanjutnya dari kedua metode di atas akan dibandingkan mana hasil yang terbaik. Untuk hal tersebut maka, bandingkan nilai RMSE dari kedua metode. Metode daneben RMSE terkecil dapat dinyatakan sebagai metode terbaik untuk meramal. RMSE mov. average 0,946, RMSE exp. smoothing 1,073. RMSE mov. average lt RMSE exp. smoothing. Kesimpulanya bahwa metode gleitender Durchschnitt lebih baik dalam melakukan peramalan, sehingga omzet pada bulan Januar 2013 diperkirakan sebesar 150,667 juta rupiah (meskipun memiliki nilai yang lebih rendah daripada bulan sebelumnya). (Untuk materi yang lebih jelas, silakan dicari di buku-buku referensi Analisis Zeitreihe, misalnya, Enders, Walter 2004. Angewandte ökonometrische Zeitreihe Zweite Ausgabe New Jersey: Willey Kalo contoh soal dalam tulisan ini, saya kutip dari buku modul Kuliah

No comments:

Post a Comment